Umat Lintas Agama di Bali Mendoakan Paus Fransiskus di KEK Kura Kura

Doa dipandu secara bergantian oleh pemimpin agama masing-masing: Saputra (Katolik), Ilham Saputra (Islam), Jero Mangku I Made Sandya (Hindu), dan Maria Nastiti (Protestan). Suasana khusyuk tercipta saat peserta menyalakan lilin dan menundukkan kepala dalam keheningan, memanjatkan doa untuk Paus Fransiskus, yang wafat pada 21 April 2025.

Peserta diajak menempatkan lilin pada instalasi berbentuk hati, karya seni dari lebih dari 1.000 anak Indonesia. Instalasi ini melambangkan harapan Paus Fransiskus yang selalu merangkul umat manusia tanpa memandang latar belakang. Perwakilan penyelenggara, Beau Reyhan Sinatria, menjelaskan bahwa instalasi tersebut terinspirasi dari kepekaan Paus Fransiskus terhadap jiwa dan raga manusia.

"Tahun 2021, di tengah pandemi, Paus Fransiskus menyapa anak muda dunia dengan ‘apa kabarmu’, menginspirasi mereka untuk memahami diri tanpa memandang suku, agama, atau ras," ujar Sinatria.

Momen haru terjadi ketika puluhan burung merpati terbang mengelilingi lokasi acara di paviliun bambu Three Mountains, Kura Kura Bali. "Sepertinya alam semesta turut bersama Sri Paus," kata pembawa acara, mencermati fenomena tersebut.

Acara ini menegaskan pesan Paus Fransiskus sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian lintas agama. "Hari ini, umat lintas agama berdoa di sini sebagai wujud toleransi dan cinta kasih di tengah keberagaman," ujar pembawa acara. Sinatria menambahkan, meski Paus Fransiskus telah tiada, warisannya hidup dalam nilai-nilai kemanusiaan, pendidikan inklusif, dan dialog lintas budaya.

Salah satu jejak nyata Paus Fransiskus di Indonesia adalah instalasi Hati, sebuah ruang kontemplatif yang menggambarkan kasih, dialog, dan keterhubungan lintas agama. "Bagi kami, Paus Fransiskus adalah pelita keberagaman, inklusi, dan cinta perdamaian," tutup Sinatria.

Doa bersama ini menjadi bukti bahwa warisan Paus Fransiskus terus menginspirasi Bali dan dunia untuk menjaga harmoni dan kemanusiaan.