ARTICLE AD BOX
Proyek untuk untuk mencegah abrasi ini dibangun di kawasan barat Discovery Mall. Saat ini pelaksana proyek telah menyelesaikan pembuatan akses jalan menuju ke tengah laut.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida melalui PPK Sungai Pantai I, Bambang Kardono, menyampaikan bahwa saat ini timnya telah menyelesaikan tahap pembuatan akses jalan kerja menuju lokasi breakwater. “Untuk progres kita baru selesai pembuatan akses jalan ke breakwater dan pembongkaran breakwater (yang sudah ada sebelumnya, Red),” ujar Bambang pada Minggu (27/4) pagi.
Bambang melanjutkan, proses pembongkaran atau demolish breakwater eksisting dilakukan setelah akses kerja ke tengah laut selesai dibuat. Pengerjaan ini pun dilakukan secara simultan, bersamaan dengan proses pembangunan breakwater baru. Sebagian material dari breakwater lama juga digunakan kembali dalam konstruksi baru. Sementara itu, untuk kebutuhan material limestone putih yang akan digunakan dalam pembangunan, pengirimannya direncanakan tiba pada pertengahan Mei.
Bambang menegaskan bahwa tidak ada keterlambatan dalam penyediaan material tersebut, melainkan hal itu memang bagian dari metode kerja mengingat keterbatasan ruang penyimpanan di lokasi proyek. “Untuk limestone putih, rencana kita mau mendatangkan pertengahan bulan Mei. Kalau keterlambatan sih tidak, itu metode kerja. Karena kalau stok limestone ditumpuk di areal kerja, tidak memungkinkan tempatnya,” jelasnya.
Setelah tahap pembuatan akses dan pembongkaran, Bambang melanjutkan pengerjaan fokus pada pembangunan ulang breakwater yang telah dibongkar, sekaligus dilanjutkan dengan pembangunan empat breakwater baru sesuai rencana proyek. “Hingga saat ini, untuk progres kita baru dua persen,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai kendala di lapangan, Bambang mengakui bahwa gelombang pasang masih menjadi tantangan utama. Namun demikian, pihaknya telah mengantisipasi kondisi tersebut dengan bekerja menyesuaikan pasang surut gelombang laut yang telah dipetakan, sehingga pelaksanaan proyek tetap dapat diprediksi dan diatur di lapangan.
“Iya, gelombang pasang tetap jadi kendala utama. Tapi kita punya jadwal pasang surut gelombang, jadi kita bisa prediksi untuk pelaksanaan di lapangan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, pembangunan breakwater di Pantai Kuta ini merupakan bagian dari Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II, yang bertujuan menanggulangi abrasi di kawasan pantai Kuta, Legian, dan Seminyak. Proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2026 dengan nilai kontrak sebesar Rp 267 miliar. 7 ol3