ARTICLE AD BOX
HSK merupakan standar ujian kemampuan bahasa Mandarin yang diakui secara global dan dikelola oleh Chinese Testing International Co., Ltd (CTI). Kerja sama antara Unud dan CTI telah ditandatangani sejak 8 Januari 2025 lalu, dan peluncuran ini merupakan implementasi awal dari nota kesepahaman (MoU) yang berlaku selama lima tahun.
Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., dalam keterangannya menyebutkan bahwa pendirian HSK Test Center ini merupakan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan pasar, terutama sektor pariwisata yang banyak bersinggungan dengan wisatawan asal Tiongkok.
“Pariwisata Tiongkok ke Bali semakin meningkat, sehingga penting bagi pelaku industri pariwisata untuk menguasai bahasa Mandarin agar komunikasi bisa berjalan dengan lebih baik,” ujar Prof. Sudarsana. Ia juga menyebutkan, ke depan peserta ujian tidak hanya terbatas pada civitas akademika, namun akan dibuka untuk masyarakat umum.
Prof. Sudarsana menambahkan, keberadaan pusat tes ini akan menjadi pintu masuk bagi Unud untuk memperluas kerja sama dengan universitas-universitas di Tiongkok, termasuk dalam program pertukaran pelajar dan akademik melalui Confucius Institute. Khusus di Unud, Confucius Institute difokuskan pada bidang pariwisata dan dinamakan Tourism Confucius Institute.
Sementara itu, Ketua Tourism Confucius Institute (TCI) Unud, Dr. I Gusti Ngurah Widyatmaja, menjelaskan bahwa TCI telah berdiri selama lebih dari lima tahun dan kini memperluas program dengan menggandeng UPT Bahasa dalam penyelenggaraan tes HSK.
“Momentum hari ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara Universitas Udayana dengan Chinese International Testing dari China,” kata Widyatmaja. Ia mengungkapkan bahwa permintaan terhadap tes HSK sangat tinggi, baik dari siswa, mahasiswa, pegawai, maupun dosen, sementara hingga kini belum ada lembaga penyelenggara di Bali dan kawasan Nusa Tenggara.
Menurutnya, pendirian lembaga ini mendapat dukungan penuh dari Rektor Unud dan menjadi tonggak penting dalam perluasan akses pendidikan internasional. “Ke depan, pelajar tidak hanya dari Bali, tapi dari seluruh dunia, bisa mengikuti tes HSK di Universitas Udayana,” tandasnya.
Pelaksanaan ujian HSK di Unud akan digelar secara berkala, dengan target 3 hingga 4 kali dalam setahun. Ujian dilakukan dengan sistem paper-based yang meliputi tes mendengarkan, membaca, dan berbicara. Untuk menjaga kredibilitas, setiap sesi ujian diawasi langsung oleh pengawas resmi dari China, dua orang per ruangan.
“Standar pengawasan dan kualitas tes betul-betul dijaga karena hasil ujian ini menentukan kelayakan seseorang untuk melanjutkan studi atau bekerja di Tiongkok,” jelas Prof. Sudarsana.
Ke depan, Prof. Sudarsana berharap pusat tes ini dapat mendorong peningkatan kemampuan bahasa Mandarin di Bali dan mendukung masyarakat yang ingin mengakses peluang pendidikan dan kerja di Tiongkok. Selain sektor pariwisata, ia juga melihat potensi kerja sama dengan China di bidang manufaktur dan pertanian.
Peluncuran ini turut diliput oleh sejumlah media dari Tiongkok, menandai pentingnya kehadiran HSK Test Center Universitas Udayana sebagai satu-satunya pusat ujian resmi bahasa Mandarin di Bali.
“Melalui pusat tes ini, kami ingin membantu masyarakat Bali memiliki sertifikasi resmi yang diakui pemerintah China, serta memperkuat kolaborasi akademik dan kultural Indonesia-Tiongkok,” pungkas Prof. Sudarsana.