RSBM Resmi Buka Layanan Jantung Non Bedah

1 day ago 2
ARTICLE AD BOX
Hal ini ditandai dengan kegiatan proctorship (pendampingan) perdana layanan jantung intervensi non bedah (PCI) di RS Bali Mandara, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Kota Denpasar pada Kamis (29/5) dan Jumat (30/5). Enam orang pasien akan mendapatkan intervensi non bedah (pemasangan ring jantung) dari dua dokter RS Bali Mandara yang diampu langsung dokter dari RS Jantung Harapan Kita Jakarta bersama dokter RS Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra yang meresmikan kegiatan proctorship, Kamis (29/5) pagi menyampaikan dengan dibukanya secara resmi layanan Cath Lab di RS Bali Mandara akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat yang mengalami gangguan jantung bisa mendapatkan penanganan dengan segera. 

Menurutnya, layanan Cath Lab sebelumnya hanya tersedia di RS Prof Ngoerah dan tahun lalu dibuka di RSUD Buleleng. Dengan bertambahnya layanan Cath Lab di RS Bali Mandara para pasien yang tinggal di wilayah jauh dari Kota Denpasar seperti Karangasem dan Jembrana mempunyai alternatif rujukan selain di RS Prof Ngoerah. Mengingat antrean di rumah sakit Kementerian Kesehatan itu sudah terlalu panjang, sedangkan penanganan jantung akut seperti serangan jantung membutuhkan penanganan yang cepat maksimal 3 jam (golden hour). “Kan selama ini satu saja di RS Prof Ngoerah. Bisa kita bayangkan kalau rakyat Bali mengalami gangguan jantung yang emergency hanya ada satu rumah sakit, sangat riskan, itu bisa berakibat pada lambatnya penanganan karena faktor jarak yang jauh. Masyarakat kita di Karangasem dan Jembrana kan bisa ke sini,” ujar Sekda Dewa Indra. 

Tindakan intervensi jantung non bedah di RS Bali Mandara. –IST 

Peralatan Cath Lab di RS Bali Mandara, yakni Amplatzer Septal Occluder (ASO) sejatinya sudah ada sejak tahun 2023 dari bantuan Kemenkes RI. Namun, SDM di RS Bali Mandara membutuhkan waktu mengikuti pelatihan dalam hal ini di rumah sakit pengampu regional Kemenkes RS Prof Ngoerah. Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RS Jantung Harapan Kita dr Dicky A Hanafy SpJP(K) SubspAr (K) SubspKI (K) dalam kesempatan itu mengungkapkan komitmen pihaknya sebagai RS pengampu untuk terus menambah jumlah dokter jantung yang mampu melakukan tindakan intervensi jantung non bedah. 

Untuk di Bali, RS Prof Ngoerah menjadi RS pengampu regional yang akan mendampingi dokter-dokter jantung di wilayah Bali. “Secara umum ada 2.000 dokter jantung di Indonesia, untuk intervensi memang belum semuanya tindakan intervensi jantung. Tapi di Bali kita tingkatkan terus, terutama di RS Prof Ngoerah juga sudah ada dokter intervensi jantung,” ujar dr Dicky. Sementara itu, Direktur RS Bali Mandara dr I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya MKes, mengatakan setelah menerima bantuan peralatan Cath Lab dari Kemenkes, pihaknya langsung mempersiapkan SDM untuk dapat melakukan tindakan intervensi jantung non bedah. 

Menurut dr Dharma Jaya dengan adanya dua orang dokter jantung yang mampu melakukan tindakan intervensi jantung non bedah sudah cukup untuk melayani jumlah pasien yang datang ke RS Bali Mandara selama ini. Saat ini jumlah pasien jantung di RS Bali Mandara rata-rata 20-30 orang pasien setiap harinya. Sebagian dinyatakan layak mendapat terapi pemasangan ring jantung. “Setiap hari ada saja yang layak untuk dilakukan pemasanga ring, tapi karena mereka adalah pasien BPJS Kesehatan jadi agak susah,” ungkap dr Dharma Jaya. 

Direktur RS Bali Mandara mengungkapkan layanan Cath Lab di RS Bali Mandara saat ini masih dalam proses pemenuhan berkas untuk kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Masyarakat peserta JKN diharapkan segera memperoleh layanan jantung intervensi di RSUD Bali Mandara secara lebih mudah dan terjangkau. Mengingat biaya pemasangan ring saat ini cukup mahal sekitar Rp 50 juta atau lebih bergantung kondisi pasien. Sementara penyakit jantung dan kardiovaskular menduduki peringkat dua penyebab kematian di Bali setelah kanker. “Kita sudah memenuhi persyaratan yang mereka butuhkan, kami masih menunggu visitasi dari Kemenkes,” tandas dr Dharma Jaya. 7 adi
Read Entire Article