Pemprov Bali Luncurkan Siaran TV Digital di Turyapada

3 days ago 3
ARTICLE AD BOX
Tower komunikasi ikonik Bali ini, kini dapat memberikan akses siaran TV gratis untuk masyarakat Buleleng dan sebagian masyarakat Kabupaten Jembrana dengan luas cakupan layanan sebesar 90 persen.

Setelah Pembangunan Turyapada Tower tahap I tuntas pada akhir tahun 2024 lalu, sudah bergabung MUX Viva. Masyarakat Buleleng kini bisa menikmati 10 chanel televisi. Untuk memastikan hal itu, dalam acara peluncuran kemarin Gubernur Koster sempat mengecek tangkapan siaran televisi masyarakat di 4 desa wilayah Buleleng dan Jembrana. Di antaranya salah satu masyarakat Desa Unggahan, Kecamatan Seririt dan Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Siaran di Kantor Lurah Gilimanuk, dan masyarakat Desa Nusa Sari di Kecamatan Melaya, Jembrana.

Gubernur Koster menyebut pembangunan mega proyek Turyapada Tower adalah salah satu usulan masyarakat Buleleng saat kampanye di periode pertamanya. Sebelumnya warga Buleleng tidak dapat menikmati siaran TV yang bagus jika tidak memasang parabola atau dengan TV berlangganan. Persoalan ini karena topografi wilayah Buleleng yang berbukit dan tidak ada sarana pendukung berupa tower komunikasi yang mendukung.

“Awalnya saya hanya berencana membangun tower yang biasa untuk kepentingan siaran televisi di Buleleng dengan estimasi anggaran Rp 10 miliar. Tetapi kemudian timbul pemikiran kalau bangun tower saja uangnya tidak balik. Akhirnya diputuskan membangun tower komunikasi sekaligus objek wisata,” terang Koster saat menceritakan kilas balik sejarah pembangunan tower setinggi 115 meter ini.

Dia kemudian menunjuk tim ahli dari Universitas Udayana (Unud) untuk merancang tower yang tahan gempa dan ikonik, dengan dilengkapi sejumlah fasilitas yang mendukung untuk dikembangkan jadi objek wisata. Seperti jembatan kaca, anjung pandang, restoran berputar hingga ruang pertemuan berkapasitas ratusan orang. Titik Pembangunan Turyapada Tower pun ditentukan berdasarkan studi kelayakan dari tim Universitas Udayana. Lokasi Pembangunan tower di atas bukit Desa Pegayaman dengan ketinggian 1.636 meter di atas permukaan laut, menurut hasil kajian merupakan titik yang paling pas, untuk memberikan cakupan siaran maksimal.

“Sebelumnya pemancar ini sudah diuji coba, sebenarnya hanya untuk Buleleng, setelah dicoba bisa mencakup 90 persen wilayah Buleleng. Tapi siaran juga bisa ditangkap sampai di Kelurahan Gilimanuk dan Kecamatan Melaya, Jembrana tangkapan sinyalnya bagus, ini bonus buat Jembrana,” imbuh pejabat asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Khusus untuk 10 persen wilayah Buleleng yang belum dapat cakupan siaran akan diupayakan dengan memasang alat relay dari tower-tower terdekat di wilayah yang masih blank spot. Koster menyebut MUX Metro TV, TVRI dan Nusantara TV sedang dijajaki untuk dapat bergabung di Turyapada Tower. Harapannya ke depan masyarakat Bali Utara dapat menikmati setidaknya 30 channel TV seperti di Bali Selatan.

Sementara itu, pembangunan Turyapada Tower akan dilanjutkan di tahun ini, untuk penataan dan juga akses jalan masuk. Pemprov Bali sudah menyiapkan anggaran Rp 270 miliar. Sedangkan pembangunan tahap I sudah menelan anggaran Rp 330 miliar. Sehingga total anggaran yang diperlukan untuk membangun tower ikonik ini sebesar Rp 600 miliar.

Menurut Koster pembangunan tahap II ini sedang dalam proses tender dan diperkirakan Juni sudah mulai kontrak. Pembangunan tahap II penataan kawasan ditargetkan tuntas pada pertengahan 2026 mendatang. Akses masuk nanti juga akan dilengkapi dengan gondola sepanjang 700 meter untuk mengantarkan wisatawan dari parkir menuju Turyapada Tower. Disinggung rencana pengelolan setelah selesai dibangun nanti, Koster memaparkan beberapa skema. Salah satunya dikelola pihak ketiga dengan sistem lelang, dengan nilai minimal sebesar anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan. 

Sedangkan setelah beroperasi pihak ketiga juga menyetorkan bagi hasil pengelolaan kepada Pemprov Bali. Skema kedua dikelola secara tradisional dengan manajemen lembaga pemerintahan yang saat ini sudah membangun UPT Turyapada Tower perpanjangan Dinas Kominfos Provinsi Bali. Gubernur dua periode ini pun meyakini setelah nanti tuntas dikerjakan dan dibuka untuk umum, Turyapada Tower akan menjadi sumber pendapatan baru untuk Pemprov Bali dan juga Pemkab Buleleng.

Meski demikian, Koster menekankan agar Pemkab Buleleng segera membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk mempertahankan kawasan hijau di sekitar Turyapada Tower. “Kawasan ini akan berkembang jadi destinasi wisata. Ini harus diatur radius mana boleh dibangun. Kawasan hijau haru dipertahankan. Boleh bangun vila tapi bangunan rendah tidak boleh ada bangunan tinggi. Perbekel segera dikumpulkan jangan jual lahan, karena harganya akan semakin tinggi. Pakai model kerja sama agar kedepan tidak menjadi penonton di tanah sendiri,” tegas Koster.

Di tempat yang sama Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali I Gede Agus Astapa mengatakan untuk rencana penambahan alat relay daerah yang belum terjangkau siaran, sudah disiapkan beberapa alternatif. Salah satunya menambahkan receiver sesuai dengan TV digital memanfaatkan tower-tower stasiun TV yang sudah ada. Dia mencontohkan di beberapa daerah blank spot Kecamatan Busungbiu ada tower transmisi Bukit Kutul. Di wilayah Tejakula juga sudah ada tower milik TVRI yang bisa dimanfaatkan.

“Kami usulkan dua tower transmisi yang dilengkapi dengan alat disesuaikan dengan TV digital. Towernya sudah ada, tinggal dikasih receiver saja, semuanya bisa tercover misalnya di daerah desa SCTP (Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa), Desa Kaliasem atas, beberapa Kawasan Seririt, Busungbiu dan Tejakula juga,” terang Astapa. 7 k23
Read Entire Article