Ogoh-Ogoh ‘Semut Sidulur’ Tampilkan Sosok Raksasa di Bangli

1 month ago 3
ARTICLE AD BOX
Ogoh-Ogoh tersebut mulai dibuat sejak Sabtu, 22 Februari 2025, dan ditarget rampung pada 25 Maret 2025. Ketua tim perancang, I Gusti Ngurah Yoga Astawa atau akrab disapa Ngurah Bernart (34), menjelaskan bahwa tokoh yang diangkat berupa sosok raksasa, dengan desain anatomi tubuh yang menonjolkan unsur kekuatan dan karakter mitologis.

“Tema tahun ini kami ambil dari Semut Sidulur, yang berarti padewasan atau dauh waktu. Ini merupakan simbol bahwa jika waktu disalahgunakan, akibatnya bisa fatal. Tapi bila digunakan dengan bijak, akan membawa berkah,” jelas Ngurah.

Ngurah menambahkan, tantangan terbesar dalam pembuatan Ogoh-Ogoh bukan hanya pada teknis pengerjaan, melainkan juga pada pengumpulan dana. “Kami berada di wilayah pelosok, tidak seperti di kota. Selain anggaran, tahap finishing juga cukup rumit, terutama untuk menyelaraskan bentuk tubuh dan gerakan,” ungkapnya.

Sebagai pekerja seni yang fokus di bidang Ogoh-Ogoh, Ngurah melihat perkembangan seni Ogoh-Ogoh di Bali semakin maju. "Dulu Ogoh-Ogoh hanya sebatas imajinasi, sekarang lebih realistis. Sudah banyak yang memakai konstruksi ekstrem dan sistem robotik, tapi tetap menjaga pakem seni Bali," katanya.

Ia juga menyoroti perubahan bahan yang digunakan, dari gabus menjadi ulatan bambu atau bahan ramah lingkungan. “Kami bangga bisa memanfaatkan sumber daya alam desa untuk karya seni. Ogoh-Ogoh bukan hanya kreativitas, tapi juga bagian dari yadnya untuk mengusir Bhuta Kala,” ujar Ngurah.

Terkait fenomena penggunaan sound system dalam pengarakan Ogoh-Ogoh, Ngurah menilai hal itu kurang sesuai dengan adat istiadat Bali. “Akan lebih baik jika tetap menggunakan gamelan tradisional seperti beleganjur. Untuk komunitas di luar ST, bisa diberikan pembinaan agar tetap selaras dengan nilai budaya,” sarannya.

Ngurah berharap ke depan generasi muda tetap aktif dalam kegiatan kreatif, tidak hanya saat pembuatan Ogoh-Ogoh. “Semoga adik-adik bisa ikut terlibat, agar kelak bisa jadi mentor atau undagi. Kegiatan positif seperti ini penting agar pemuda terhindar dari hal-hal negatif,” pungkasnya. *m03

Read Entire Article