ARTICLE AD BOX
Ogoh-ogoh ini berhasil meraih Juara II dalam ajang Lomba Ogoh-ogoh serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar tingkat kabupaten, setelah sebelumnya keluar sebagai Juara I di tingkat Kecamatan Tegallalang.
Dengan desain tokoh utama berupa sosok manusia pohon beringin, lengkap dengan figur-figur rencang Dewi Durga yang menghiasinya, Batan Merem tampil menggugah dan bernuansa mistis. Tak hanya soal visual yang detail dan megah, konsep yang kuat dan orisinal menjadi nilai lebih dari karya seni ini.
"Antusias dari teman-teman ST sangat luar biasa tahun ini. Astungkara kami bisa tampil maksimal dan kembali membawa prestasi untuk desa," ujar Ketua ST. Cila Mekar, I Kadek Dwi Alit Saputra, saat ditemui pasca lomba.
Nama Batan Merem sendiri diambil dari cerita lokal yang hidup di Desa Sebatu. Ia merujuk pada pohon beringin tua yang tumbuh di area kuburan desa, diyakini sebagai tempat bersemayam rencang Dewi Durga. Namun, pohon ini juga memiliki makna filosofis: menjadi pelindung dan penyejuk bagi siapa pun yang berteduh di bawahnya.
Secara visual, ogoh-ogoh ini mencuri perhatian dengan lekukan batang pohon yang dibuat realistis, daun beringin yang ditempel satu per satu, serta tapel (topeng) androgini yang menggambarkan sifat netral dari pohon—tidak dapat dikategorikan laki-laki maupun perempuan.
"Yang paling menantang adalah menyatukan tekstur, warna, dan bentuk agar menyerupai pohon beringin sesungguhnya. Detail sangat menentukan," kata Dwi Alit.
Karya yang awalnya menghabiskan dana sekitar Rp40 juta ini sempat diperbaiki menjelang lomba tingkat kabupaten, sehingga total biaya tembus Rp50 juta. Ogoh-ogoh ini sebelumnya juga sudah diarak dalam malam pengerupukan bulan Maret lalu, namun tetap dipoles ulang agar tampil prima di kota.
Selain menorehkan prestasi dalam lomba ogoh-ogoh, Desa Sebatu juga mendapat kehormatan sebagai duta Kecamatan Tegallalang dalam Pawai Budaya HUT Kabupaten Gianyar 2025.
Atas pencapaian ini, Dwi Alit menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Gianyar dan kalangan yowana.
"Kami sangat termotivasi. Tantangannya besar, tetapi hasilnya membanggakan. Semoga tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi seniman muda dari desa-desa yang berani tampil dan berkarya," ujarnya penuh harap. *m03