Mi-Reng Gelar Sarasehan New Music for Gamelan di Batubulan

23 hours ago 5
ARTICLE AD BOX
Sarasehan ini menjadi ruang literasi dan diskursus mendalam mengenai musik baru berbasis gamelan Bali. "Mi-Reng mengeksplorasi musik baru yang diciptakan untuk gamelan, serta mengkaji kondisi sejarah dan motivasi manusia yang membuat komposisi gamelan menjadi bagian khas dari kancah musik di Indonesia," ujar kurator Mi-Reng, Wayan Gde Yudane, Rabu (7/5/2025).

Hari pertama sarasehan, Jumat (9/5), akan mengangkat topik Festival, Kurasi, dan Kebijakan Seni Hari Ini. Narasumber yang hadir antara lain: Christopher J. Miller (dosen senior musik di Cornell University), Prof Dr I Made Bandem MA (cendekiawan seni Bali), Gema Swaratyagita (komponis dan performer), serta penyair dan kurator seni Warih Wisatsana.

Sementara Sabtu (10/5), tema diskusi berlanjut pada Melampaui Tradisi: Kekinian dalam Kebaruan. Narasumber yang akan tampil adalah Wayan Sudirana (etnomusikolog), Zachary Hejny (komposer gamelan asal AS yang menetap di Bali), I Putu Arya Deva Suryanegara (komposer musik komputer dan gamelan), serta Wayan Gde Yudane sendiri.

Menurut Yudane, Mi-Reng diniatkan sebagai wadah eksplorasi estetik, stilistik, dan tematik yang menembus batas disiplin seni—dari musik, tari, puisi, hingga visual. Gamelan tidak hanya diposisikan sebagai warisan untuk dilestarikan, tapi juga sebagai medan kreativitas yang hidup dan dinamis.

"Mi-Reng mencoba memberi makna baru terhadap gending klasik maupun yang sudah ada, sekaligus menciptakan karya-karya baru yang merefleksikan nilai filosofis tertentu," imbuhnya.

Program Mi-Reng telah dimulai sejak 2011 melalui konser Triple 2: New Music for Gamelan—A Tribute to Wayan Sadra, yang digagas Yudane bersama Dewa Alit dan Warih Wisatsana. Festival ini mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI dan LPDP melalui Program Pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan, serta berkolaborasi dengan Bentara Budaya dan Museum Wiswakarma.

Pengampu Karya Mi-Reng, Adi Sumarna, menambahkan bahwa sarasehan ini bertujuan membangun ekosistem seni gamelan yang berkelanjutan. “Kami ingin menciptakan ruang dialog antar generasi seniman, agar bisa bertukar gagasan dan mencipta bersama,” katanya.

Seluruh sesi sarasehan terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperluas medan cipta musik gamelan kontemporer Bali ke panggung global.

Read Entire Article