MDA Imbau Pralina Ogoh-Ogoh Usai Diarak

3 weeks ago 4
ARTICLE AD BOX
Jika tidak dipralina, Ogoh-ogoh agar ditaruh di balai banjar  sehingga bisa digunakan untuk Pangrupukan yang akan datang. "Terlebih lagi biaya untuk membuat ogoh-ogoh kan lumayan," ujar I Gusti Made Oka, Jumat (21/3). Jika disimpan, maka akan bisa digunakan lagi, tentu mengirit biaya. 

Meskipun disimpan, kata Gusti Made Oka, Ogoh-ogoh agar tetap dipralina dengan banten sakasidan (semampunya). Karena sebelum diarak, Ogoh-ogoh yang merupakan simbolis Butha Kala ini 'dihidupkan' dengan upakara. "Sebagai tanda mapralina, bagian dari Ogoh-ogoh, seperti rambut dipotong sedikit kemudian dibakar. Kemudian tapelnya dilepas dan disimpan agar bisa dipakai lagi," terangnya.

Gusti Made Oka juga mengingatkan agar kalangan yowana tidak menaruh di jalanan Ogoh-ogoh yang telah diarak. Selain kurang pantas, juga bisa menghalangi dan menganggu arus lalin. "Kita mesti menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, baik secara sakala dan niskala," ujarnya. Pengaturan lebih lanjut hal ini ada di tiap-desa adat melalui para bendesa adat. "Itu sudah disampaikan dalam rapat," ujar tokoh adat asal Desa Adat/Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli.7k17
Read Entire Article