Harga Kelapa Genjah Melonjak, Dipicu Musim Kering Panjang 2024 Lalu

8 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Kenaikan ini dipicu oleh kelangkaan produksi akibat musim kering panjang yang melanda pada 2024.

Salah satu petani asal Selemadeg Timur, Anak Agung Made Subagia mengatakan, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu membuat pohon kelapa genjah yang juga sering dikonsumsi sebagai kelapa muda ini berbuah lebih sedikit tahun ini. “Buah kelapa yang dipanen saat ini bergantung pada kondisi musim tahun sebelumnya. Karena kemarau panjang, hasil panen berkurang drastis,” ungkap Subagia, di Tabanan, Sabtu (26/4).

Pada musim panen tahun ini, Subagia hanya mampu memanen 350 butir kelapa dari 35 pohon di kebun miliknya. Padahal di musim normal, dia bisa menghasilkan hingga 1.000 butir. Meski harga sempat tinggi pada Maret 2025, saat ini harga kelapa genjah perlahan sudah menjadi Rp 7.000 per butir.

Subagia menambahkan, kelapa genjah bukanlah tanaman utama bagi sebagian besar petani. “Kelapa ditanam sebagai tanaman penaung saja, karena waktu panennya lama, sekitar enam tahun untuk berbuah dan dua bulan sekali dipetik,” jelasnya.

Selain kelapa genjah, harga kelapa konsumsi seperti kelapa dalam juga mulai naik. Untuk mengatasi kelangkaan kelapa upakara, Subagia mendorong pemerintah mengaktifkan program Bumi Banten, yaitu menanam kelapa di lahan pura desa adat. Data dari Dinas Pertanian Tabanan menunjukkan, luas areal tanam kelapa genjah di daerah ini pada 2024 tercatat 647,30 hektare dengan produksi 435,37 ton. Sedangkan kelapa dalam mencakup 15.038, 42 hektare dengan produksi 15.735,89 ton. des
Read Entire Article