ARTICLE AD BOX
Total ada 8 titik di 6 kecamatan yang akan dibantu menginventarisir dan juga perawatan lontar yang dilaksanakan dari Senin (28/4) sampai Jumat (9/5) mendatang.
Pendataan dan konservasi lontar hari pertama dilakukan di Banjar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Ada sebanyak 19 cakep lontar milik Jro Mangku Desa Bale Agung yang didata dan dirawat tim lontar Gedong Kirtya. Belasan lontar itu diantaranya lontar Usada, Wariga, Kekawin Brata Yuda, Kalapasan, Ajiblias, Brataning Puja Pitra, Penawar, Sundari Gama, Kali Mosada, Pangempu Naga Banda Ring Sarira, Pengalihan Purnama Tilem, Kumuda Kresna, dan Pasewakan. Dari belasan lontar tersebut ditemukan 6 cakep lontar dalam kondisi rusak berat.
Tim lontar Gedong Kirtya kemudian berlanjut ke Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar pada Selasa (29/4) kemarin. Kemudian akan berlanjut ke 8 lokasi lainnya yang sudah dijadwalkan. Kepala UPTD Gedong Kirtya Buleleng Dewa Ayu Susilawati mengatakan, jumlah titik inventarisasi dan konservasi lontar milik masyarakat ini disesuaikan dengan permohonan masyarakat dan juga persetujuan pemilik.
Tidak hanya didata, tetapi juga dibantu pembersihan, pemeliharaan termasuk edukasi cara penyimpanan yang baik dan benar kepada masing-masing pemilik lontar. “Kegiatan ini semata ingin membantu masyarakat dalam merawat dan menyimpan lontarnya dengan baik dan benar. Karena hingga saat ini, banyak lontar masyarakat yang rusak karena tidak tahu cara membersihkan dan menyimpan. Melalui kegiatan ini kita juga edukasi,” ucap Susilawati seizin Kepala Dinas Kebudayaan I Nyoman Wisandika.
Tim lontar dalam inventarisasi, jika menemukan lontar yang belum ada di deretan koleksi museum lontar Gedong Kirtya, akan meminta izin kepada pemiliknya untuk bisa diduplikasi. Lontar tersebut selanjutnya akan menjadi koleksi baru museum lontar Buleleng, yang bisa diakses seluruh pengunjung.
“Sejauh ini sih belum ada kami temukan lontar diluar koleksi ribuan lontar kita di museum. Kalaupun ada dan pemiliknya mengizinkan untuk duplikasi, itu akan menjadi koleksi baru. Intinya dari masyarakat, untuk masyarakat juga. Semakin banyak koleksi, semakin banyak referensi yang bisa diakses pengunjung,” jelas Susilawati.7 k23