ARTICLE AD BOX
Chelsea menang agregat 4-2, karena pada leg pertama menang 3-0. Chelsea sejatinya dominan penguasaan bola 71 persen dengan 18 tendangan, delapan tepat sasaran. Kendati ke semifinal, kekalahan di Stamford Bridge cukup mengecewakan Chelsea.
"Sulit untuk menyimpulkannya hanya dengan satu alasan. Kami unggul 3-0 dari minggu lalu, mungkin itu yang membuat kami lengah. Namun, kami tidak punya alasan. Pertandingan akan selalu berbeda," ucap kapten Chelsea, Reece James.
Di semifinal Chelsea menghadapi Djurgarden, yang menyingkirkan Rapid Viena agregat gol 4-2 saat menang 4-1 di leg dua. Seperti lawan-lawan Chelsea sebelumnya, mereka berstatus non-unggulan (underdog) termasuk juga Djurgarden arahan Jani Honkavaara.
Namun, pelatih Chelsea Enzo Maresca pantang meremehkan Djurgarden dan juga menegaskan apabila setiap pertandingan tersisa Chelsea, termasuk di Premier League, bak pertandingan final. Maresca mengakui Liga Conference League menjadi pembelajaran bagi dirinya
"Djurgarden bermain dengan baik, jadi tidak boleh meremehkan tim mana pun, yang belum pernah kami lakukan sejak awal dengan tim mana pun yang telah kami hadapi," urai Maresca.
Semifinal lainnya mempertemukan Fiorentina vs Real Betis. Fiorentina menyingkirkan wakil Slovenia Celje, meski imbang 2-2 pada leg kedua perempatfinal di Stadion Artemio Franchi, Florence. Fiorentina menang agregat 4-3 atas Celje setelah pada leg pertama menang 2-1.
Sedangkan Real Betis mendepak wakil Polandia Jagiellonia Bialystok, usai imbang 1-1 pada leg kedua perempatfinal di Stadion Bialystok City, Bialystok. Real Betis unggul agregat 3-1 atas Jagiellonia karena menang 2-0 saat jadi tuan rumah.
Laga semifinal dilakukan dua kali, dan leg pertama 1 Mei dan leg kedua pada 8 Mei 2025. *