ARTICLE AD BOX
Dua awak kapalnya harus dievakuasi darurat menggunakan lifeboat untuk mendapatkan pertolongan medis. Begitulah suasana simulasi ‘Latihan Bersama Penanganan Kecelakaan Kapal Asing’ yang digelar Badan SAR Nasional (Basarnas) dan berbagai instansi terkait untuk menguji kesiapan Indonesia menerapkan standar keselamatan pelayaran internasional.
Latihan ini menjadi bagian dari pemenuhan prosedur audit internasional oleh IMO (International Maritime Organization), badan PBB yang mengatur keselamatan dan keamanan pelayaran dunia. Indonesia, melalui Basarnas mengimplementasikan ketentuan IMO SOLAS Regulation Chapter V/7.3 yang mengharuskan adanya kerja sama antara pusat koordinasi SAR, perusahaan pelayaran, dan kapal dalam menghadapi situasi darurat. “Latihan ini merupakan mandatori sesuai dengan SOLAS (Safety of Life At Sea),” ujar Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin Muchlisin.
Ia menyebut ini adalah pertama kalinya Indonesia, melalui Basarnas, melaksanakan latihan penanganan kecelakaan terhadap kapal asing secara langsung. “Latihan ini akan ada kelanjutannya dan bisa dilakukan secara rutin, meskipun itu dalam bentuk terbatas, SAR komunikasi, atau table top exercise seperti yang sudah kita laksanakan di Pelabuhan Benoa ini,” tambah Isrodin Muchlisin.
Latihan ini melibatkan sejumlah instansi terkait, antara lain Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Kementerian Perhubungan, Distrik Navigasi (Disnav) Pelabuhan Benoa, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa, KPLP Benoa, BBKK Denpasar Pos Benoa, Pelindo, Polair Polda Bali, Polsek Pelabuhan Benoa, dan Lanal Denpasar. Adapun alat utama yang dikerahkan dalam latihan ini di antaranya KN SAR Arjuna 229, RIB Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, RIB Disnav dan RIB KPLP.
Dalam skenario yang dimainkan, dua orang awak kapal MV Insignia yang berkewarganegaraan Uruguay dan Panama dinyatakan mengalami luka-luka dan harus dievakuasi dari kapal. Mereka diturunkan menggunakan lifeboat, lalu dipindahkan ke kapal RIB milik KPLP dan selanjutnya dibawa menuju kapal KN SAR Arjuna 229 untuk mendapatkan penanganan medis awal.
Tim medis yang sudah siaga segera memberikan perawatan terhadap luka bakar ringan dan melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan. Setelah kondisi korban dinyatakan stabil, KN SAR Arjuna 229 bersandar di dermaga AP II Pelabuhan Benoa. Di lokasi tersebut telah menunggu ambulans dari BBKK Denpasar Pos Benoa untuk membawa kedua korban menuju RSUP Prof. Ngoerah guna mendapat penanganan medis lebih lanjut.
Latihan ini disebut menjadi langkah awal yang penting dalam membangun kolaborasi berkelanjutan antarinstansi dalam bidang keselamatan pelayaran. Tidak hanya dalam konteks operasional, tetapi juga untuk memperkuat sistem terpadu lintas sektor dan regulasi nasional dalam menghadapi situasi darurat di laut. t,ol3