Banjar Selemadeg Bale Agung Komitmen Hadirkan ‘Kawisesan Tatwa Lanang Istri’

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ketua ST Kemoning Sari, Kadek Indra Wahyudi (24), mengatakan bahwa proses pembuatan Ogoh-Ogoh telah dimulai sejak 10 Januari 2025. Tahun ini, mereka menganggarkan dana sebesar Rp15 juta untuk mewujudkan Ogoh-Ogoh bertema Kawisesan Tatwa Lanang Istri, yang menampilkan dua tokoh karakter.

“Meski kami tidak ikut lomba, kami tetap berkarya untuk memeriahkan malam pengerupukan. Ini bagian dari tanggung jawab kami sebagai generasi muda dalam menjaga dan melestarikan budaya Bali,” ujar Kadek Indra.

Terkait fenomena penggunaan sound system saat pengarakan Ogoh-Ogoh, Kadek Indra mengajak para yowana agar tetap mengutamakan gamelan Bali. “Sekarang memang tergantung masing-masing yowana dan kondisi di lapangan. Tapi kalau bisa, mari prioritaskan gambelan Bali demi pelestarian budaya,” ujarnya.

Ia juga menyoroti perkembangan seni Ogoh-Ogoh yang terus menunjukkan kemajuan dari tahun ke tahun, baik dari sisi artistik maupun teknis. Dalam hal ini, edukasi kepada yowana dinilai penting, terutama agar perayaan tidak berujung pada keributan seperti yang sempat terjadi di beberapa wilayah sebelumnya.

“Harapan kami, semua kegiatan bisa terlaksana dengan baik, tanpa konflik. Edukasi kepada para yowana sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Dalam proses kreatif tahun ini, ST Kemoning Sari juga menggunakan bahan ramah lingkungan. Menurut Kadek Indra, hal ini patut diapresiasi karena selain menjaga alam, juga membangun kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sumber daya alami.

“Sudah sepuluh tahun ini Ogoh-Ogoh mulai kembali ke bahan alami. Kami sangat mendukung, karena selain ramah lingkungan, ini juga menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi,” katanya.

Ia menegaskan, meskipun pandemi Covid-19 sempat menghentikan tradisi pangerupukan di masa lalu, namun saat ini semangat yowana untuk berkarya kembali tumbuh kuat. “Astungkara, sekarang Ogoh-Ogoh makin berkembang. Dari yang biasa menjadi luar biasa,” ujarnya.

Kadek Indra juga menyampaikan bahwa meski tidak ada lomba di tingkat provinsi tahun ini, semangat untuk terus belajar dan berkembang tidak surut. “Kami tetap semangat. Tidak ikut lomba bukan berarti berhenti berkarya. Justru ini jadi momentum untuk belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya,” pungkasnya. *m03
Read Entire Article