ARTICLE AD BOX
"Kami berharap tahun ini bisa dapat enam hingga delapan ribu orang di penayangan film," kata Pendiri sekaligus Direktur Balinale, Deborah Gabinetti, di Denpasar, Sabtu (26/4/2025).
Target tersebut, lanjut Deborah, mengacu pada animo penyelenggaraan tahun sebelumnya yang berhasil menarik 5.600 pengunjung selama sepekan. Pada Balinale 2025, pengunjung dapat menikmati sekitar 60 film hasil kurasi yang akan diumumkan pada 10 Mei 2025.
“Kurang lebih 60 film, terdiri atas film pendek dan dokumenter, dipilih berdasarkan alur cerita, detail, pesan, dan dampaknya bagi banyak orang,” ujarnya.
Deborah mengungkapkan, hingga saat ini, Balinale telah menerima pendaftaran 1.500 film dari 35 negara untuk dikurasi. Persyaratan utamanya adalah adanya ketertarikan terhadap Indonesia, khususnya Bali.
Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Deborah menilai Balinale membawa dampak besar terhadap sektor pariwisata dan industri terkait di Bali. Kehadiran ribuan pengunjung ke bioskop selama festival dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Dampaknya sangat besar karena menyangkut industri lain yang terhubung. Contohnya film Eat, Pray, Love yang sejak 2010 terus membawa wisatawan ke Bali. Film dapat menciptakan efek ganda,” ujarnya.
Senada dengan itu, Staf Gubernur Bali Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital, Made Artana, menilai festival film internasional seperti Balinale menjadi momentum penting untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dan digital sebagai pendamping pariwisata Bali.
“Ini sesuatu yang harus kita syukuri. Di Bali ada inisiatif yang sudah berjalan belasan tahun. Daerah lain bahkan mengidamkan memiliki festival film internasional,” kata Artana.
Ia berharap kehadiran Balinale tidak hanya memperkenalkan Bali ke dunia internasional melalui film, tetapi juga memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan industri film lokal dan sektor ekonomi kreatif Bali. *ant