ARTICLE AD BOX
Pemelaspasan ini akan menjadi bagian dari rangkaian penuntasan proyek penanganan keretakan tebing dan pembangunan revetment tahap lanjutan yang dirancang tahun depan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Badung, Anak Agung Rama Putra, menyampaikan bahwa pemelaspasan ageng tersebut tidak dilakukan bersamaan dengan prosesi mapakelem dalam rangkaian pujawali Pura Luhur Uluwatu yang berlangsung tahun ini. Prosesi mapakelem kali ini hanya memanfaatkan jalan inspeksi sekaligus seawall sebagai jalur menuju lokasi upacara di bawah tebing.
“Desa Adat Pecatu hanya melakukan upacara pembersihan karena jalan itu akan dipakai sebagai akses untuk mapakelem. Mereka sudah koordinasi ke kami. Untuk pemelaspasan ageng akan dilakukan setelah pengerjaan lanjutan rampung, rencananya tahun 2026,” ujar Gung Rama pada Kamis (8/5).
Lebih lanjut, Gung Rama menegaskan bahwa akses jalan inspeksi di bawah tebing Uluwatu hanya diperuntukkan bagi keperluan pemeliharaan dan kegiatan keagamaan seperti mapakelem. Hal ini merupakan kesepakatan bersama antara Pemkab Badung, Desa Adat Pecatu, dan Puri Jro Kuta.
“Sudah kami siapkan pintu pagar dan sistemnya akan ditutup dan dibuka hanya saat diperlukan. Kunci akses akan dipegang oleh pihak pengempon dan kami di PUPR. Jika ada pemanfaatan untuk kegiatan tidak sesuai, seperti memancing, mohon agar pihak desa dan puri ikut mengingatkan,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rangkaian pengerjaan lanjutan meliputi pembangunan revetment hingga ke kawasan Pura Batu Metandal, penanganan keretakan tebing di sisi kiri tebing Uluwatu, serta penanaman vegetasi yang sesuai dengan habitat alami kawanan monyet yang bermukim di sekitar pura. Pemkab Badung telah menyiapkan anggaran lanjutan melalui Perubahan APBD 2025 dan sisanya direncanakan melalui APBD Induk 2026.
“Pekerjaan ini skalanya besar dan butuh waktu serta perhitungan matang. Jadi pelaksanaan pemelaspasan baru bisa kita lakukan setelah seluruh tahapan konstruksi selesai. Untuk upacara nanti, kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Badung,” kata Gung Rama. 7 ol3